Pertanyaan
1:
Bacalah satu kali
dan simaklah sungguh-sungguh soal berikut ini. Lalu, tanpa berpikir lama,
tulislah jawaban Anda untuk pertanyaan yang diajukan.
Bayangkan diri Anda sebagai kapten sebuah kapal yang
sedang berlayar di tengah Samudra Atlantik dan mengarah ke utara dengan
kecepatan 12 knot. Setelah melaju selama 30 menit dengan kecepatan dan arah
tersebut, sang kapten memerintahkan juru mesin untuk mengubah arah kapal 180
derajat, lalu melaju dengan kecepatan yang tetap selama satu jam. Setelah satu
jam berlalu, sang kapten kembali memerintahkan juru mesin untuk mengubah arah
kapal 180 derajat kembali ke arah semula untuk menghindari badai.
Sekarang tuliskan jawaban Anda untuk pertanyaan ini,
"Berapa umur kapten kapal itu?'
J : (Apakah jawaban Anda "Saya tidak
tahu"?
Jawaban :
Kebanyakan
orang yang membaca tulisan itu menjawab, "Saya tidak tahu" apalagi jika Anda membacakan secara lisan
kepada mereka. Mengapa kebanyakan orang menjawab demikian? Kita cenderung punya
kebiasaan mengabaikan sesuatu yang
dimunculkan pertama kali. Kita cenderung untuk tidak mulai mencermati sesuatu
sampai kita selesai membacanya. Kita
juga cenderung untuk tidak mendengarkan bagian-bagian awal kalimat atau
pembicaraan, dan lebih menjengkelkan lagi, kita sering tidak mendengarkan dan
mengingat nama seseorang yang baru saja diperkenalkan untuk pertama kali. Jika
Anda menjawab pertanyaan tadi dengan "Saya tidak tahu", Anda mungkin
memiliki semua kecenderungan di atas.
Namun, jika Anda memperhatikan kalimat "....Anda
seorang kapten sebuah kapal .....", itu menunjukkan pada diri Anda
sendiri. Jadi, jawabannya adalah usia Anda sendiri. Kenyataan itu secara
dramatis menggambarkan betapa banyak orang yang tidak mendengarkan dengan benar
apa yang baru saja dikatakan. Bahkan mereka sering tidak mendengarkan sama
sekali semua kata pertama yang Anda katakan kepada mereka.
Pertanyaan
2:
Kerjakan
perintah berikut!
Buatlah sebuah garis mendatar sepanjang kurang lebih satu
setengah sentimeter pada secarik kertas. Lalu
tulis huruf pertama dan terakhir dari nama Anda pada setiap ujung garis
tersebut.
P-------------------------------- H
Jawaban :
Terhadap perintah di atas, kebanyakan orang akan
menuliskan huruf pertama dari namanya pada satu ujung garis, dan huruf terakhir
dari namanya pada ujung lainnya dari garis itu. Nama "Ponirah",
misalnya, akan ditulis P -H. Namun maksud sesungguhnya dari perintah itu - jika
diikuti dengan tepat ialah seperti ini: "Ponirah" menjadi PH ---------
PH.
Mengapa kita gagal mengerjakan soal ini secara benar,
padahal soal itu sendiri amat sederhana? Namun pertanyaan yang ditampilkan
kedengarannya tidak masuk akal sehingga jalan pikiran Anda mengubah apa yang
sebenarnya Anda baca menjadi sesuatu yang lebih masuk akal. Jadi apa yang Anda
tulis bukanlah apa yang sebenarnya diminta.
Ini merupakan latihan komunikasi yang penting. Jika Anda
menyampaikan gagasan kepada orang lain dengan cara yang masuk akal, maka mereka
akan memahami Anda dengan benar. Bukankah juga masuk akal jika Anda menaruh
huruf pertama dari nama Anda pada satu ujung garis dan huruf terakhirnya pada
ujung lain?
Sebagian besar kesalahpahaman yang terjadi dalam
komunikasi lebih disebabkan oleh kegagalan kita sebagai pembicara untuk menempatkan
diri di pihak pendengar dan membayangkan apakah ia atau mereka akan memahami
apa yang hendak kita katakan.
Pertanyaan 3 :
Jawablah
pertanyaan ini : 1 + 1 = ?
Jawaban :
Sebagian besar orang menangkap
pertanyaan ini sebagai sebuah soal
aritmatika dan akan menulis 1 + 1 = 2.
Apakah Anda juga menjawabnya demikian? Saya rasa ya, seperti yang
ditulis orang pada umumnya. Namun sebenarnya paling sedikit ada satu jawaban alternatif untuk pertanyaan ini, bahkan
mungkin ada beberapa jawaban lainnya. Seorang desainer atau seniman mungkin melihat pertanyaan ini
sebagai satu bentuk seni. Jadi, tanpa
keraguan mereka akan menulis 1 + 1 =
enam garis lurus.
Jawaban ini mungkin mengejutkan, namun
dalam satu hal tetap sama benarnya
dengan 1 + 1 = 2. Apa yang perlu
dipelajari di sini? Sederhana Saja.
Sebelum berkomunikasi, janganlah kita sekali-kali mengasumsikan apa yang
orang lain seharusnya pikirkan. Kita juga hendaknya jangan berasumsi bahwa
pernyataan kita sudah begitu jelas sehingga setiap orang akan menyetujuinya.
Jauh lebih baik bagi kita untuk menempatkan diri di pihak pendengar dan
bertanya, "Bagaimana ia akan menerima dan memahami apa yang hendak saya
katakan atau tunjukkan?"
Pertanyaan 4:
Tuliskan
kata atau ungkapan (terdiri atas 2 atau 3 kata) yang muncul dalam pikiran Anda
saat mendengar frase "Jakarta di musim hujan."
Jawaban
:
Apa yang Anda
tuliskan sebagai tanggapan terhadap frase, "Jakarta di musim hujan''.
Frase ini bisa menimbulkan ribuan tanggapan, mulai dari yang bisa diperkirakan
seperti "tenang", "taksi”, ”kali pesanggrahan", sampai pada
bermacam asumsi yang kurang jelas. Tentu saja
tidak satu pun dari tanggapan itu yang benar secara mutlak.
Kenyataan ini memperjelas satu hal lain lagi yang perlu
di pelajari. Dalam komunikasi kita hendaknya selalu menimbang
secermat mungkin setiap kata dan ungkapan yang dipergunakan agar tidak
menimbulkan keragaman tanggapan yang justru berbeda dengan yang kita inginkan.
Pertanyaan 5 :
Masalah kedua adalah menerima kenyataan bahwa
tanggung jawab terhadap berhasilnya komunikasi tidak terletak pada pendengar,
melainkan pada pembicaraan itu sendiri. Artinya, jika Anda memprakarsai suatu
komunikasi tetapi lalu tidak berjalan sebagaimana mestinva, atau malah membuat
pendengar Anda salah mengerti, kemungkinan besar Anda sendirilah yang membuat
kesalahan.