Sumber
daya manusia merupakan asset yang paling penting bagi organisasi, dimana pada
hakekatnya berfungsi sebagai faktor penggerak bagi setiap kegiatan di dalam perusahaan.
Suatu organisasi dalam melakukan aktivitasnya untuk mencapai tujuan yang
diinginkan perlu adanya manajemen yang baik terutama sumber daya manusia,
karena sumber daya manusia merupakan modal utama dalam merencanakan,
mengorganisir, mengarahkan serta menggerakkan faktor-faktor yang ada dalam
suatu organisasi. Berdasarkan hakikat kesetaraan dan keadilan gender terdapat
kesamaan kondisi bagi pria maupun wanita untuk memperoleh kesempatan serta
hak-haknya sebagai manusia, agar mampu berperan dan berpartisipasi dalam segala
kegiatan pembangunan (Heryawan, 2009: 01).
Interaksi
karyawan dengan pekerjaan dan lingkungan kerjanya menghasilkan barang atau
jasa. Berdasarkan unjuk kerjanya, karyawan mendapatkan imbalan yang berdampak
pada motivasi dan kepuasan kerjanya. Sebagai hasil atau akibat lain dari proses
bekerja, karyawan dapat mengalami stres, yang dapat berkembang menjadikan
karyawan sakit, fisik dan mental, sehingga tidak dapat bekerja lagi secara
optimal (Munandar, 2008: 371).
Pada
umumnya orang menganggap bahwa stres merupakan suatu kondisi yang negatif,
suatu kondisi yang mengarah ke timbulnya penyakit fisik maupun mental, atau
mengarah ke perilaku yang tidak wajar. Selye, 1976 (dalam Munandar, 2008: 374)
membedakan antara distress, yang destruktif dan eustress yang
merupakan kekuatan yang positif dimana stres kadangkala dapat diperlukan untuk
menghasilkan prestasi yang tinggi.
Stres
menurut Handoko (2008: 200) adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi
emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang. Hasilnya, stres yang terlalu
besar dapat mengancam kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungan, yang
akhirnya mengganggu pelaksanaan tugas-tugasnya, berarti mengganggu prestasi
kerjanya.
Faktor-faktor
yang dapat menimbulkan stres di pekerjaan berdasarkan penelitian Hurrell, dkk.
1988 (dalam Munandar, 2008:381) yaitu faktor intrinsik dan ekstrinsik dalam
pekerjaan. Faktor intrinsik yang mempengaruhi stress dalam pekerjaan antara
lain tuntutan fisik, tuntutan tugas, peran individu dalam organisasi,
pengembangan karir dan hubungan dalam pekerjaan. Sedangkan faktor ekstrinsik
yang mempengaruhi stress dalam bekerja antara lain isu-isu tentang keluarga,
krisis kehidupan, kesulitan keuangan, keyakinan-keyakinan pribadi dan
organisasi yang bertentangan, konflik antara tuntutan keluarga dan tuntutan
perusahaan, semuanya dapat merupakan tekanan pada individu dalam pekerjaannya
mempunyai dampak yang negatif pada kehidupan keluarga dan pribadi. Namun
demikian, perlu diketahui bahwa peristiwa kehidupan pribadi dapat meringankan
akibat dari pembangkit stres organisasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar